Puisi Perjuangan Ibu

IBU


Seolah lelah berdiri
Meyeret langkah enggan untuk berhenti
Terhunyung nyeri tiada perduli
Menatap jalan mata penuh berair

Elang tersenyum matahari bagai mata malaikat
Bakar telapak hanguskan amarah
Telanjang kaki tanggan mengepal
Mata layu dahaga mencela……
Tersenyumpun seperti menangis
Tertawapun hanya melawan hati
Lencana jiwa seakan bukan harga
Manispun itu hanya sementara

Peluh bagai pemata baginya
Airmata bagai intan berlian untuknya
Tangis jadi irama baginya
Dahaga jadi kekuatan yang tak terkira

Lelah yang panjang jadi ketegaranya
Kaki bernanah tebalkan keinginanya
Air mata jadi sumber inspirasinya
Rasa sakit menjadi pelajaran berharga


Perjuangan panjang jadi permata dunianya
Menguak tabir pembawa rezeki
berburu seolah diburu
Berdua seolah sendiri
Hadirkan berkah
Mengharap permatanya jadi sinar
Masa depan cerah
Sumber ;http://www.gudangpuisi.com

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Perjuangan Seorang IBU


adalah wanita yang telah melahirkanku
merawatku
membesarkanku
mendidikku
hingga diriku telah dewasa

Ibu…
adalah wanita yang selalu siaga tatkala aku dalam buaian
tatkala kaki-kakiku belum kuat untuk berdiri
tatkala perutku terasa lapar dan haus
tatkala kuterbangun di waktu pagi, siang dan malam

Ibu…
adalah wanita yang penuh perhatian
bila aku sakit
bila aku terjatuh
bila aku menangis
bila aku kesepian

Ibu…
telah kupandang wajahmu diwaktu tidur
terdapat sinar yang penuh dengan keridhoan
terdapat sinar yang penuh dengan kesabaran
terdapat sinar yang penuh dengan kasih dan sayang
terdapat sinar kelelahan karena aku

Aku yang selalu merepotkanmu
aku yang selalu menyita perhatianmu
aku yang telah menghabiskan air susumu
aku yang selalu menyusahkanmu hingga muncul tangismu

Ibu…
engkau menangis karena aku
engkau sedih karena aku
engkau menderita karena aku
engkau kurus karena aku
engkau korbankan segalanya untuk aku
Terima Kasih IBU............
Kucapkan padamu


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


DOA UNTUK IBU
Puisi Mutia Fitriyani

Aku tak tau apa yang harus kuLakukan tanpa dia
Dia yang seLaLu mengerti aku
Dia yang tak pernah Letih menasehatiku

Dia yang seLaLu menemani

DiaLah Ibu
Orang yang seLaLu menjagaku
Tanpa dia aku merasa hampa hidup di dunia ini
Tanpa.nya aku bukanlah apa-apa

Aku hanya seorang manusia Lemah
Yang membutuhkan kekuatan
Kekuatan cinta kasih dari ibu
Kekuatan yang Lebih dari apapun

Engkau sangat berharga bagiku
WaLaupun engkau seLaLu memarahiku
Aku tau
Itu bentuk perhatian dari mu
Itu menandakan kau peduLi denganku

Ya Allah,,
Berikanlah kesehatan pada ibuku
Panjangkanlah umur.nya
Aku ingin membahagiakan.nya
SebeLum aku atau dia tiada

Terimakasih Ibu
Atas apa yang telah kau berikan padaku
Aku akan selalu menyanyangimu


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


TANGISAN MATA BUNDA
Puisi Monika Sebentina

Dalam Senyum mu kau sembunyikan letih mu
Derita siang dan malam menimpa mu
tak sedetik pun menghentikan langkah mu
Untuk bisa Memberi harapan baru bagi ku

Seonggok Cacian selalu menghampiri mu
secerah hinaan tak perduli bagi mu
selalu kau teruskan langkah untuk masa depan ku
mencari harapan baru lagi bagi anak mu

Bukan setumpuk Emas yg kau harapkan dalam kesuksesan ku
bukan gulungan uang yg kau minta dalam keberhasilan ku
bukan juga sebatang perunggu dalam kemenangan ku
tapi keinginan hati mu membahagiakan aku

Dan yang selalu kau berkata pada ku
Aku menyayangi mu sekarang dan waktu aku tak lagi bersama mu
aku menyayangi mu anak ku dengan ketulusan hati ku


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


JASA  TAK TERLUPAKAN
Puisi Patma

Ibu...
kau membingbingku selama satu tahun
kau begitu baik padakuwaluapun aku sukamarah-marah

Ibu....
kau begitu ceria dan rajin dari pada guru yang lain
ibu...
kau yang pintar,baik,ramah,cantik,dan sopan

Ibu...
kalau aku membuat salah tolong maafkan aku
karena aku cuma kesal karna aku selalu diejek

Ibu...
kalau aku lagi sedih kau menghibur aku
kalau aku lagi kesal kau menghiburku

Ibu...
terimakasih atas jasa-jasamu jika aku
masih sempat bertemu dengan ibu
aku sangat ingin memeluk ibu


Download F.E.A.R 3 FULL VERSION PC


Hai sahabat blogger !!!! kali ini saya akan menshare game FPS-horor-Action yaitu game FEAR 3.Game ini bergenre FPS tapi ada unsur horornya yang membuat para gammer takut srte kaget ,karena selain melawan tentara ARMA disini kalian akan juga melawan zombie,selain itu diperjalanan kalian akan bertemu penampakan2 seperti anak kecil bonek dll,pokoknya unsur horornya dapet banget dehhhh.. ,kalau gak percaya coba aja main sendiri.Di game ini anda nanti dapat memilih 2 karakter setelah anda menamatkan game ini ,pokoknya seruu deh.Lansung aja ini download dibawah

Minimum System requirements:

  • Microsoft Windows XP, Vista, 7
  • Intel Core 2 Duo 2.4 GHz or AMD Athlon X2 4800+
  • 2 GB of RAM
  • NVIDIA GeForce 8800 GT 512 MB or ATi Radeon HD 3850 512 MB
  • 10 GB of free hard disk space.
Screenshoots :





Rapidgator Download Links: 
http://rapidgator.net/file/25057110/F.E.A.R.3-SKIDROW.part1.rar.html
http://rapidgator.net/file/25057202/F.E.A.R.3-SKIDROW.part2.rar.html
http://rapidgator.net/file/25056862/F.E.A.R.3-SKIDROW.part3.rar.html
http://rapidgator.net/file/25056919/F.E.A.R.3-SKIDROW.part4.rar.html
http://rapidgator.net/file/25056839/F.E.A.R.3-SKIDROW.part5.rar.html 


Password: www.gloverzz.blogspot.com





Tips Cara Menghilangkan Jerawat dengan Cepat Secara Alami


Tomat

 Tomat kaya akan Vitamin A dan Vitamin C yang dapat menyehatkan kulit dan menghilangkan jerawat, baik yang baru timbul maupun sudah meradang.
Cara pakai:
  1. Bagi yang jerawatnya belum terlalu banyak:
  2. Potong tomat yang sudah dibersihkan menjadi beberapa bagian
  3. Letakan potongan tersebut di bagian wajah yang ada jerawatnya
  4. Biarkan selama 20-30 menit
  5. Bilas wajah dengan air bersih
  6. Lakukan 2 – 3 kali dalam seminggu
  7. Bagi yang jerawat sudah meradang:
  8. Pilih tomat-tomat yang segar dan blender hingga halus (untuk dijadikan masker)
  9. Oleskan pada seluruh permukaan wajah
  10. Biarkan selama 20-30 menit
  11. Bilas wajah dengan air bersih
  12. Gunakan masker tomat 2 – 3 kali dalam seminggu


Jeruk nipis
J
eruk nipis memiliki banyak manfaat khususnya untuk kesehatan dan kecantikan wajah. Jeruk nipis dipercaya sejak jaman dahulu sebagai salah satu bahan alami yang paling ampuh untuk menghilangkan jerawat dan mendapatkan kulit yang mulus. Kandungan jeruk nipis mampu membersihkan sel-sel kulit mati serta mengurangi kadar minyak pada wajah.
Cara pakai:
  1. Siapkan 1 sendok teh air perasan jeruk nipis dan campur dengan 1 sendok teh madu
  2. Aduk hingga rata
  3. Oleskan pada wajah terutama pada bagian yang banyak jerawatnya
  4. Biarkan selama 30 menit sampai atau sampai mengering
  5. Bersihkan dengan handuk yang sudah dibasahi dengan air dingin
  6. Lalukan 2 – 3 kali dalam seminggu
  7. Gunakan air perasan jeruk nipis secukupnya pada wajah sebelum tidur secara teratur untuk hasil terbaik.


Mentimun
M
entimun terbukti ampuh membasmi jerawat adalah mentimun karena kandungan airnya yang melimpah dan vitamin yang baik untuk kesehatan kulit, seperti: Vitamin B, Vitamin C, zat besi, dll. Seperti tomat, Anda juga bisa menggunakan timun sebagai masker atau potongannya dapat langsung dioleskan ke wajah.
Cara pakai:
  1. Bagi yang jerawatnya belum terlalu banyak:
  2. Potong timun yang sudah dibersihkan menjadi beberapa bagian
  3. Letakan potongan tersebut di bagian wajah yang ada jerawatnya
  4. Biarkan selama 20-30 menit
  5. Bilas wajah dengan air bersih
  6. Lakukan 2 – 3 kali dalam seminggu
  7. Bagi yang jerawat sudah meradang:
  8. Pilih timun yang segar dan blender hingga halus (untuk dijadikan masker)
  9. Oleskan pada seluruh permukaan wajah
  10. Biarkan selama 20-30 menit
  11. Bilas wajah dengan air bersih
  12. Lakukan 2 – 3 kali dalam seminggu



Putih telur
P
utih telur memiliki banyak manfaat untuk kecantikan. Selain mengencangkan kulit, putih telur juga mampu menghilangkan jerawat membandel. Gunakan sebagai masker wajah sebelum tidur.
Cara pakai:
Bersihkan wajah
  1. Ambil satu butir dan pisahkan dari kuning telurnya
  2. Usapkan pada wajah
  3. Tunggu hingga kering selama 10-15 menit
  4. Bilas wajah dengan air bersih
  5. Gunakan olesan putih telur  2 – 3 kali dalam seminggu
Semoga Tips ini dapat bermanfaat bagi anda :)



Kokok Ayam

Malam semakin larut, tapi Aku masih belum tidur. Aku memang mempunyai penyakit susah tidur saat malam, atau yang biasa Kita sebut Insomnia. Aku masih sibuk dengan sebuah jejaring sosial yang sekarang tenar dengan nama Facebook.
Tepat pada pukul 00.30 WIB, Aku mendengar suara ayam jantan berkokok. Bagiku itu aneh sekali, karena Aku belum pernah mendengar ayam berkokok pada waktu tersebut. Aku merasa semakin aneh, karena ayam jantan yang berkokok itu mengeluarkan suara aneh, seperti batuk-batuk dan suaranya serak. Dan setelah itu Aku merasa ada suara yang mengganjal. Suara itu sangat aneh, Aku pun tak bisa mengungkapkan bagaimana suara itu. Seperti tidak ada, tapi ada. Aku sendiri bingung. Aku tak berani bergerak. Aku merasa bulu kuduk-ku merinding. Aku mulai mengucap berbagai ayat pendek Al-Qur’an dan berdo’a. Lama kelamaan Aku merasa takut. Apalagi hanya Aku sendiri yang belum tertidur.
Aku berusaha menghubungi teman-temanku lewat handphone-ku, agar pikiranku teralihkan dari suara itu. Namun, siapa sih yang masih terjaga jam segini. Tak satu pun dari teman-temanku yang membalas pesanku. Aku pun mulai semakin takut. Aku ingin membangunkan Ibu ku, tapi, bergerak sedikit saja Aku tak berani, apalagi keluar kamar dan membangunkan Ibuku.
Aku pun meng-update status pada akun jejaring sosial Facebook milikku. Dalam status itu, aku tuliskan apa apa saja yang baru aku alami. Untungnya, masih ada beberapa Facebookers yang masih online. Beberapa dari mereka mengomentari statusku. Rata-rata mereka mengeluarkan pendapat yang tak masuk diakal, karena itu berhubungan dengan mitos. Sebagian beranggapan bahwa ada yang akan meninggal dunia, ada orang yang hamil diluar nikah, ada maling, dan tidak ada apa-apa. Bahkan ada pula yang menyuruhku mengecek ayam tersebut, “Mana tahu sakit” kata salah satu pemilik akun facebook lain.
Huh! Aku pun memutuskan untuk tidur.
Pagi pun datang. Mentari mulai menampakkan wujudnya. Aku pun bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Aku tak sabar ingin menceritakan pengalaman ku tadi malam.
Sesampainya di sekolah. Aku langsung bergabung dengan teman-temanku, mereka adalah Vinny, Anggun, Vovi, Via dan Della. Aku pun mulai menceritakan kejadian yang aku alami semalam.
“Menurutku ayammu itu punya kelainan.” sahut Via nyeleneh.
“Mungkin ayammu minta dikawani tidur.” Kata Vovi.
“Ayammu keselek permen kali!” Della menimpali. Kami pun tertawa terbahak-bahak.
“Eh eh, Aku serius nih.. lagian itu bukan ayam aku.” kataku. “Menurut Vinny gimana?”
“Menurut aku sihh, emm…” Vinny tak melanjutkan pembicaraannya. Kami pun mulai duduk merapat. Suasana yang tadinya lucu, mulai berubah menjadi seram.
“Menurut aku itu Miss. K!!!” lanjut Vinny. Kami pun tersentak. Miss. K adalah panggilan dari kami untuk hantu yang biasanya orang lain panggil Kuntilanak.
“Kata mbah aku, kalo ada ayam jantan berkokok berulang-ulang tengah malam, berarti ada Miss. K, itu sebabnya tadi malam Dwi ngerasa merinding.” Vinny melanjutkan pembicaraannya.
“Ihh, masa’ sih?” tanyaku, Aku tak pernah percaya apa yang orangtua dulu katakan.
Itu hanya mitos! Aku menekankan kata-kata itu dalam hatiku. Aku tak ingin membahasnya lagi.
“Aaaaaaa!!!” tiba-tiba Via berteriak sambil menunjuk ke arah jendela yang berada di dekat Anggun. Sontak Anggun meloncat dan berlari seraya berteriak. Via tertawa, dan Kami pun ikut tertawa. Dia hanya bercanda, menakut-nakuti Anggun. Anggun memang orang yang penakut.
Sepulang sekolah, Aku dan Hesti pergi ke rumah temanku, Fatijah. Kami berencana untuk mengerjakan tugas sekolah. Sambil mengerjakan tugas tersebut, Aku bercerita kembali tentang kejadian yang aku alami tadi malam.
“Emang tuh ayam berkokok berapa kali, Wi?” tanya Hesti.
“Aku kagak ngitung, Hes. Sangkin takutnya, kagak kepikiran buat ngitung. Emang kenapa?” tanya ku.
“Untung gak dihitung. Kalau misalnya nih, tuh ayam berkokok tiga kali, itu berarti bakal ada yang meninggal. Tapi, kalau berkokoknya udah lebih dari tiga kali, mending kagak usah di-itung. Apalagi ngitung-nya sampe tujuh kali.” Jelas Hesti.
“Emang kenapa kalau dihitung sampe tujuh kali?” tanyaku penasaran.
“Kalau ayamnya berkokok sampe tujuh kali berarti ada Mr. G!! Kalau misalnya kamu ngitung berapa kali tuh ayam berkokok sampe tujuh kali, si Mr. G bakalan tahu posisi kamu di mana, dan dia bakalan ikutin kamu.” kata Hesti.
“What??!! Mr. G?? Astagfirullahaladzim…” Aku tersentak. Mr. G? Alias hantu yang nge-trend dengan nama Gondoruwo itu? Gila. Kagak habis pikir dah, bisa-bisanya di era yang serba canggih gini mitos begituan masih tetep aja ada.
Tiba-tiba hujan mulai turun dengan derasnya, disertai petir dan kilatnya yang mulai menyambar-nyambar. Suasana mulai mencekam
“Kenapa pake acara hujan segala sih?” kataku.
“Alah, kemaren kagak hujan hujan ngomel, sekarang giliran hujan tiba juga ngomel.” kata Fatijah seraya membawa baki berisi beberapa makanan dan minuman dari dapur.
“Yaa, jangan sekarang juga kali, ntar aja hujannya pas aku udah sampe rumah.” timpalku.
“Hihihi” Hesti tertawa. Tertawa yang menurutku tidak asik, karena pikiranku terganggu oleh penjelasannya tentang kejadian semalam yang ku alami tadi.
Sambil menunggu hujan reda, kami pun bercerita tentang mitos-mitos rakyat. Hesti yang banyak bercerita tentang hal itu, karena sebelum Dia pindah ke kota Jambi tempatku tinggal, Dia tinggal di tanah Jawa, tempat di mana mitos-mitos sangat dipercayai. Tempat di mana Dia hidup, terikat oleh mitos-mitos.
Aku mengambil sepotong pisang goreng yang disuguhkan oleh Fatijah ketika sebuah petir besar menyambar pepohonan.
Duuaaarrr!!!
Sontak aku terkejut dan menjatuhkan pisang goreng yang ku pegang dan Aku mulai latah. Yaa, Aku memang mempunyai penyakit khas Indonesia yang disebut Latah. Hesti dan Fatijah pun tertawa.
Jam dinding telah menunjukkan pukul 21.00 WIB. Aku masih sibuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guruku. Sambil mengerjakan tugas, Aku mendengarkan musik favoritku yang beraliran Alternative Rock. Aku bisa lebih fokus belajar dengan mendengarkan musik. Kata guruku, itu bisa membuat aktivitas otak kiri dan otak kanan seimbang.
Drrrttt!!
Handphone-ku bergetar. Ada sebuah pesan singkat masuk. Dari Irfan.
“Masih tuh ayam berkokok?” tanyanya.
“Kagak tahu lah, paling ntar berkokok lagi.” Aku membalas pesan singkat darinya.
“Kata Ibu aku sih, kalau ada ayam berkokok tengah malam, berarti ada orang yang hamil diluar nikah. Biasanya, tuh ayam berkokok arahnya pasti ngadep rumah orang yang hamil diluar nikah ini. Nah, ayam itu gak bakal berhenti berkokok sampe yang hamil diluar nikah itu ketahuan. Gituuu…” balas Irfan.
“Hmm.. sekarang ini, aku gak mempermasalahkan masalah ayam berkokoknya. Kali aja karena udah menjelang pagi makanya ayamnya berkokok, yang jadi masalahnya suara setelah ayam berkokok itu lho. Itu suara apa’an?” balasku.
Tak lama kemudian Irfan membalas pesan dariku dengan jawaban yang kurang memuaskan bagiku.
“Yaa, mana aku tahu..”
Aku tak membalas pesan darinya. Aku melanjutkan tugas yang tadi ku kerjakan.
Sekitar pukul 21.30 WIB, suara kokok ayam itu mulai terdengar lagi. Tapi tidak serak. Aku menarik kata-kataku tadi. Ayam itu tidak berkokok karena menjelang pagi!
Aku langsung mengirim pesan singkat ke Irfan.
“Ayamnya berkokok lagi!”
Ku tunggu-tunggu balasan pesan darinya. Tapi, tak datang-datang juga.
Sudah tidur! Pasti.
Paginya, aku menemui Irfan di kelasnya. Dia meminta maaf karena tidak membalas pesanku tadi malam. Dia mulai memantapkan tanggapannya kemarin, bahwa yang dikatakannya itu benar. Dan kalau Aku boleh memilih, Aku lebih memilih pendapat Irfan dari pada pendapat Vinny ataupun Hesti.
Aku kembali ke kelasku. Aku bercerita bahwa tadi malam Aku mendengar ayam itu berkokok lagi. Teman-temanku pun binggung.
“Kalian aja bingung, apalagi aku.” Kataku.
“Udah deh, gak usah terlalu dipikirkan” kata Vovi.
“Iya deh.” Kata ku.
Seperti biasanya, Aku tak bisa tertidur. Waktu telah menunjukkan pukul 00.00 WIB. Aku mulai was-was. Di benakku terlintas berbagai pertanyaan-pertanyaan. Akankah ayam itu berkokok lagi?
Benar. Ayam itu berkokok lagi. Aku langsung bersembunyi di balik selimut hangatku. Aku tak ingin mendengar suara-suara aneh setelah kokok ayam itu lagi, meskipun suara aneh itu berasal dari penyanyi papan atas Chester Bennington sekalipun.
Malam itu, tepat pukul 00.00 WIB, aku di kejutkan oleh suara sebuah mobil Ambulance.
“Siapa yang diangkut mobil ambulance jam segini? Semoga orang itu baik-baik saja.” Aku bergumam.
Kali ini aku tak mendengar suara kokok ayam itu lagi.
Esok harinya di sekolah, Aku mendengar berita bahwa ada peristiwa kecelakaan malam tadi di jalan raya depan rumah temanku yang bernama Turi.
“Bekas darahnya masih ada, dilingkari garis pilox putih. Kabarnya korbannya meninggal dunia.” kata temanku, Robi.
“Semalam jam dua belas aku memang mendengar suara mobil Ambulance.” Sahutku
“Tapi aku tak mendengarnya.” Vinny menimpali.
“Memang kamu tidur jam berapa?” tanya Robi.
“Jam sembilan.” jawab Vinny.
“Yeee, pantes aja gak dengar.” Kata Robi.
“Wuu!! Dasar aneh.” Sorak ku.
Berarti mitos yang Hesti katakan itu benar.
“misalnya nih, tuh ayam berkokok tiga kali, itu berarti bakal ada yang meninggal.”
Kata-kata Hesti terlintas di benakku. Tapi, ayam itu berkokok lebih dari tiga kali. Aku
bertanya-tanya dalam hati. Sungguh pertanyaan yang sesungguhnya tak layak untuk dipikirkan.
Semenjak itu, Aku semakin sering mendengar kokok ayam tersebut. Siang, pagi, dan malam. Aku tak ingin mengurusi hal itu lagi.
Sore itu, Aku pergi ke rumah temanku, Amin. Rumahnya berada di depan rumahku. Aku hendak menge-print tugas Geografi ku. Sambil menunggu tugasku selesai diprint. Aku bercerita dengan Ibunya Amin, Ibu Mardi, tentang kejadian yang aku alami belakangan ini.
Ibu Mardi tampak tertarik dengan ceritaku. Ketika aku selesai bercerita, Ibu Mardi tampak tertawa. Aku heran dan kemudian bertanya.
“Ini serius lho, Bu. Serem. Kok Ibu malah tertawa sih? Kan bukan kisah lucu. Ibu kenapa tertawa?”Aku menunggu sampai Ibu Mardi selesai tertawa. Kemudian disisa-sisa tertawanya itu, Beliau menjelaskan.“Suara kokok ayam yang Dwi dengar itu, suara ayam suami Ibu, Pak Mardi.”
“Nah, terus?” tanyaku penasaran.
“Ayam itu diikutkan dalam lomba kokok ayam termerdu sama suami Ibu. Tapi, kemarin ayam itu sakit, suaranya jadi jelek, serak-serak gitu. Mungkin Dwi mendengar ayam itu berkokok ketika dia sedang sakit. Pas pula dini hari, itu memang wajar, meskipun sebelumnya Dwi tak pernah dengar ayam berkokok jam segitu. Mungkin karena kita tinggal di Komplek perumahan, jadi tidak ada suara ayam berkokok.” Aku mengiyakan kata-kata Ibu Mardi.
Ibu Mardi melanjutkan ceritanya.
“Karena sehabis sakit suara ayam itu tidak merdu lagi, suami Ibu melatihnya lagi. Makanya Dwi sering mendengar ayam itu berkokok. Bukan karena mitos-mitos yang teman-teman Dwi katakan. Dan suara aneh yang Dwi dengar setelah kokok ayam itu mungkin perasaan Dwi saja, karena terbawa suasana serem gitu, Ibu juga sering gitu” Ibu Mardi mengakhiri ceritanya dan melanjutkan tawanya.
“Olala! Ternyata suara kokok ayamnya Pak Mardi tho.” Kataku seraya ikut tertawa.
Aku merasa geli sendiri atas semua kejadian-kejadian yang aku alami ini. Ternyata tak seseram dan seburuk yang dibayangkan.Aku mengambil hasil print-ku, kemudian pamit pulang dengan Ibu Mardi dan Pak Mardi. Mungkin Ibu Mardi akan bercerita kepada Pak Mardi tentang hal yang kami bicarakan tadi.Dalam perjalanan pulang Aku tertawa kecil, mengingat ternyata semuanya bukanlah karena mitos-mitos yang teman-temanku katakan. Aku tak sabar agar hari esok tiba, Aku ingin menceritakan semuanya kepada teman-temanku.
Selesai
Cerpen Karangan: Dwi Pertiwi
Facebook: Dwi Nata Desianto


Jalan Cintaku



Gelak tawa dan kebersamaan ini telah terjadi sejak dulu, sejak kita masih kanak-kanak. Kita adalah sahabat, kita tlah seperti saudara, begitu dekat, dan mengerti satu sama lain. Sebut saja dia dengan nama Rama. Tak ada sedikitpun angan yang terlintas difikiran ku tuk merasakan cintanya, semua tlah berubah saat kita beranjak dewasa, disaat kita tlah mengenal apa itu arti sebuah kebersamaan yang didampingi dengan cinta. Saat dia mengatakan ingin mendampingi aku bukan sebagai sahabat ataupun saudara, sungguh tak pernah ku sangka, bimbang ku rasakan. Tapi, ku tak mau membuatnya terluka atau kecewa, ku putuskan untuk menerima permintaannya itu. Sejak saat itu, ada kebimbangan dalam hatiku, apakah ini semua keputusan yang benar, di satu sisi aku tak mau mengecewakan Rama, tapi di satu sisi dia baru saja mengakhiri hubungannya dengan salah seorang sahabatku sendiri, Reina. Hubungan ku ini, awalnya tak ada yang mengetahui, hanya aku dan Rama. Tapi, seiring berjalannya waktu, semuanya tahu, beegitupun Reina, awalnya aku takut jikalau dia marah dan membenciku. Tapi ternyata dia tak mengapa, dia tak marah ataupun benci kepadaku. Hubungan ku dengan Rama, awalnya baik-baik saja, tapi semenjak kita tak lagi satu sekolah, saat kita memilih sekolah yang berbeda, hubungan ku semakin jauh, dan aku merasa kita tlah jauh. Saat itu ku akui, hatiku tlah berpaling, dan setelah ku mengetahui hatinya juga tlah berpaling kepada yang lain, ku putuskan mengakhiri hubungan ini.
‘’ mungkin ini memang jalan terbaik buat kita berdua, kita memang tak bisa satu, sudah tak ada lagi kecocokan dalam hubungan kita, jadi lebih baik kita berhenti cukup sampai disini”

Sebait pesanku ini diterimanya, dan dia menyetujui keputusan ku ini. Sejak saat itu, aku menjalin hubungan dengan orang lain. Saat ini kumerasa sangat bahagia, orang tua ku memberi restu terhadap hubungan ku dengan orang ini, sebut saja Adrian. Aku serasa tak mau melepas dia, ku selalu berharap hubungan ini tak berakhir sia-sia. Tapi takdir berkata lain, Adrian meninggalkan aku dengan sebuah luka, hatinya berpaling. Tak kusangka begitu pahit ini semua bagiku, tak kusangka dirinya tega khianati ku. Ku terpuruk dalam kepedihan, tak sanggup rasanya ku tuk bangkit dari semua kenyataan pahit ini.
‘’ jika memang kita harus berpisah, aku tlah menemukan seseorang yang lebih mencintaimu dari pada aku “
Pesannya ini, sampai sekarang tak ku mengerti, tak tau siapa yang dia maksud. Selau ku coba melupakan dan menepis bayang-bayangnya dalam hidupku, tapi sungguh begitu sulit ku rasa. Sakit ini semakin terasa, disaat dia tak mau menyapaku, bahkan menyebut nama ku saja sudah tak pernah ia lakukan.

Beberapa bulan berselang, Rama kembali mendekatiku bukan sebagai sahabat.
‘’ aku menyadari bahwa selama ini aku hanya menyayangi dirimu, meski ku tlah lewati hari dengan hati yang lain, tapi tak pernah ku rasakan sayang seperti dirimu’’

Ucapannya tak cukup mampu buatku luluh, dan aku katakan tak ingin menjalin hubungan yang seperti dulu.
‘’kita lebih baik jadi seorang sahabat, kita tak mungkin bisa menjalaini hubungan seperti dulu, aku sayang kamu sebagai sahabat ku “

Tak pernah ku fikirkan akibat perkataanku itu, menyakitinya atau mengecewakannya, aku tak tahu. Yang aku tahu, aku melakukan semua ini demi persahabatan ku dengan dia. Tak pernah dia menyerah tuk meluluhkan hatiku, selalu ia memanjakan dan memberi perhatian penuh terhadapku. Selalu ia berusaha tuk meyakinkanku, bahwa ia kan selau buatku bahagia.
‘’ aku sangat menyayangimu, beriku kesempatan satu kali lagi, tuk menghapus kesalahan ku dimasa lalu, aku berjanji tak kan khianatimu, tak kan ku buatmu sakit, percayalah padaku bahwa kasih dan sayangku buat kamu itu tulus’’

Kata-katanya itu, kian lama buat ku luluh terhadapnya. Hingga pada akhirnya ku putuskan kembali tuk mencoba menjalin hubungan spesial dengan Rama.
‘’ ku coba mempercayaimu lagi, ku beri kau kesempatan dan ku percaya semua kata-katamu, aku mohon jangan sakiti dan khianati diriku ini’’
Tanggal 17 januari 2012, kita menjalin hubungan kembali. Hari-hariku dipenuhi dengan perhatian dan kasih sayangmu, pujian-pujian mu terhadapku jadi menu keseharianku. Tapi, masih ada kebimbangan dalam hatiku, aku masih bertanya-tanya, sebenarnya apakah aku sayang sama dia?? Tiap dia bilang sayang kepadaku, ku selalu bilang ‘’ aku juga sayang kamu ‘’, aku tak tahu salahkah ucapanku itu, yang aku tahu, aku akan membuatnya bahagia jika aku mengatakan bahwa aku juga menyayanginya.

Sikapnya memang tak seperti dulu lagi, sudah lebih dewasa, tapi masih saja ada sikap yang membuatku jengkel. Ingin selalu ku tegur tapi aku tak mau pertengkaran terjadi diantara kita, aku Cuma ingin menjalin hubungan yang lebih lama dengannya. Walaupun ku coba hindari pertengkaran, masih saja ada yang membuatku marah dan ngambek kepadanya, dia selalu mencoba menenangkanku dan membuatku tersenyum lagi. Kian lama ku jalani hari bersamanya,kian ku rasakan kebahagian, rasa sayang itu tumbuh dengan seiring berjalannya waktu dan kebersamaan kita selama ini.

Ditengah kebahagiaan kita, ada masalah yang terjadi, hubunganku ini tanpa diiringi restu kedua orang tuaku. Sakit saat ku dengar ucapan mereka, bahwa hubungan ku ini harus segera berakhir. Ku coba bicara hal ini pada Rama, tapi aku nggak berani. Aku takut menyakitinya, aku takut membuat dia terluka, aku nggak tega ngomong sama dia. Sekarang ku di hampiri kebimbangan, apa yang harus aku lakukan, menuruti kata orang tua, apakah memperhatakan hubungan ini. Sungguh, jadi kayak sinetron, hubungan nggak direstui gara-gara masalah yang sepele dan nggak jelas. Sumprit deh pusing mikirin masalah ini, mau dibawa kemana hubungan ini.

Suatu hari, aku bertemu dengan dia di rumah temenku, sebut saja namanya Putra, karena kebetulan banget pacarnya Putra adalah temen dekatku sendiri, panggil aja Isna. Jadi, ceritanya double date gitu deh. Seru juga double date kayak gini, saat itu aku sama Rama duduk berdua, dia nyuruh aku menutup kedua mataku, aku sempat nggak mau, tapi dia maksa. Ya, okelah aku turutin. Dan tak lama kemudian aku rasakan ada sesuatu di leherku, ku buka mataku dan ternyata dia telah memasangkan kalung di leherku. Dia tersenyum padaku dan bilang ‘’ aku sayang kamu’’. Ku balas senyum manisnya dan ku balas pula ucapannya itu ‘’ aku juga sayang kamu ‘’.

Tak lama kemudian aku berdiri, aku mengatakan sesuatu kepadanya,
‘’ bagaimana nanti seandainya kita tak lagi bersama ya?”

Dia terkejut dengan pertanyaanku itu, serentak ia berdiri dan kembali bertaya kepadaku.
‘’ apa maksud kamu, apa yang kamu katakan?’’

Aku diam sejenak dan menunduk sambil ku pegangi kalung dari dia.
‘’ seandainya hubungan kita nanti berakhir bagaimana?’’
‘’ berakhir? Kenapa kamu berfikir seperi itu?’’
‘’ kamu tahukan, orang tuaku bagaimana, mereka tak merestui kita !’’

Rama terdiam, ia duduk kembali dan menunduk. Sungguh, sedih bangit hati ini ngeliat dia kayak gitu. Dia kemudian mengajukan pertanyaan kepadaku.
‘’ apa kamu akan mengakhiri hubungan kita ini?’’
‘’ aku nggak tahu?” jawabku dengan lemas
‘’ aku ikhlas, jika memang kamu akan memutuskan hubungan ini, tapi sungguh ku tak kan sanggup kehilangan kamu ‘’

Rama menatapku, dengan mata yang berkaca-kaca. Oh, tuhan sungguh semakin tak tega aku, rasanya tubuh ini makin lemas bahkan mau pingsan.
‘’aku, aku nggak tahu, aku nggak tahu harus bagaimana’’
‘’ aku sangat menyayangimu, aku nggak bisa kehilangan kamu’’
‘’ aku juga sayang kamu ‘’

Dia berdiri dan memeluk erat tubuhku, ini untuk pertama kalinya aku dipeluk sama pacar. Dan tak ku sangka air mata ini menetes begitu deras.
‘’ aku sungguh nggak mau kehilangan kamu , aku menyayangimu’’

Berulang-ulang kali Rama mengucapkan kata-kata itu.
‘’ aku juga sayang kamu, aku nggak mau putus dari kamu’’

Setelah ku ucapkan kalimat itu, air mata ini semakin tak mau berhenti.
‘’ aku nggak mau putus, nggak mau’’
‘’ jangan nangis ya, aku nggak mau liat kamu nangis kayak gini’’
‘’ tapi, aku nggak mau putus, aku sayang kamu’’
‘’ kita nggak akan putus, nggak akan pernah. Percaya lah padaku, pasti suatu hari nanti, kita akan mendapatkan restu’’
‘’ apa kamu yakin?’’
‘’ aku yakin, sudah ya nggak usah nangis lagi, aku nggak tega ngliat kamu nangis kayak gini’’

Rama mengusap air mataku dengan begitu lembut, kedua tangannya memegang pipiku.
‘’ aku menyayangimu, yakinlah bahwa hubungan kita akan baik-baik saja’’

Dipeluknya kembali tubuhku yang lemah ini, ku ucapkan berulang-ulang kali.
‘’aku sayang kamu, aku nggak mau putus ‘’
Semakin kurasa nyaman dalam pelukannya, terasa sejenak beban ini hilang. Rasanya aku tak ingin lepas dari pelukan hangatnya. Tapi waktu juga yang akhirnya melepaskan. Aku sempat berfikir hari ini semuanya akan berakhir begitu saja, tapi ternyata salah , cerita ini masih terus berjalan dan belum berakhir.
Sejak saat itu, cerita ini semakin indah, banyak moment-moment yang berkesan. Dia selalu menemani tawaku, dia mengusap air mataku ketika ku menangis, dia selalu di sampingku saat ku bersedih. Rasanya sayang ini semakin kuat.
Suatu hari saat meeting class, Isna tidur dirumahku, dan kami membuat rencana untuk berangkat kesekolah esok hari, aku akan berangkat dengan Rama, dan dia akan berangkat dengan Putra dan kami berencana berangkat agak siang dari pada biasanya.
Keesokan harinya, rasanya begitu semangat untuk memulai hari ini, setelah selesai sarapan aku dan Isna berangkat, kami janjian bertemu Rama dan Putra di jembatan. Saat sampai di jembatan baru Rama yang disana, Putra belum nongol ternyata. Rama mengajakku berangkat lebih dulu karena ia takut telat, tapi Isna nggak mau ditinggal sendirian. Setelah beberapa saat akhirnya Putra nongol juga, kamipun berangakat tapi kami tak melewati jalan yang sama. Kami memang berbeda-beda sekaolah, Cuma aku dan Isna yang satu sekolah, aku dan Isna nantinya akan bertemu di depan gerbang sekolah.

Sepanjang jalan, aku dan Rama bersenda gurau, jikalau bisa tiap hari kayak gini, anganku melayang tinggi. Dia berkata padaku
‘’ aku ingin tiap hari bisa berangkat ke sekolah dengan kamu, menjemputmu di rumah dan disekolah, pengen banget “
‘’aku juga pengen kayak gitu, kayak anak-anak yang lain, bisa berangkat dan pulang bareng,tapi apalah daya itu mustahil terjadi’’

Kami terdiam sejenak, seakan menghentikan angan yang sempat melayang. Saat sampai di depan sekolahku, ku tengok kanan dan kiri mencari Isna, dan ternyata ia belum datang.
‘’ cepat sana masuk, nanti telat’’
‘’ aku nunggu Isna ‘’
‘’ tunggu di dalam aja, cepat masuk’’
‘’ nggak lah, aku mau nunggu di sini aja’’
‘’ ya uda terserah kamu aja, aku ke sekolahku dulu ya, hati-hati kamu di sini’’
‘’ iya, kamu juga hati-hati ya’’

Aku duduk di depan gerbang sendirian, lalu ada temankku yang baru datang, dan aku mengajaknya nungguin Isna, aku telfon tak diangkat olehnya, aku sms tapi tak di balas. Sampai akhirnya gerbangpun ditutup, dan ada salah seorang temanku yang baru datang.
‘’ ngapain kalian berdua disini?’’ tanyanya kepadaku dan temanku
‘’ nunggu Isna, dia belum datang”
‘’lhoh, gerbangnya kok ditutup’’ katanya dengan kaget
‘’ ya uda, disini dulu nunggu Isna ‘’
Aku dan kedua temanku menunggu Isna, cukup lama kami menunggu dan akhirnya dia datang juga. Dia datang dengan senyum yang lebar tanpa merasa bersalah karena tela membuat kami menunggu. Saat kami akan masuk, pak satpam menghalangi kami, beliau tak mau membukakan pintu gerbang. Beliau menyuruh kami menunggu anak-anak yang lain, mungkin ada yang telat lagi. Dan ternyata benar, ada lebih banyak lagi yang telat. Setelah itu, kami harus berbaris dengan rapi, dan kamipun dimarahin oleh pak satpam, bahkan kami di video dan wajah kami di potret sama ketua osis. Wow, kayak teroris aja fikirku, setelah kenyang dengan omelannya pak satpam dan ketua osis, kami harus berlari keliling lapangan, padahal lagi ada pertandingan futsal. Sumpah, malu banget deh, diketawain dan dilihat sama anak satu sekolahan, rasanya pengen ku tutup mukaku pakai kantung kresek.
Tapi, aku akuin deh nggak nyesel hari ini telat dan nggak apa-apalah harus dapat omelan yang penting bisa bareng sama mas pacar. Heheehehe

Habis itu, aku dan Isna malah ketawa-ketawa sendiri, habis gokil banget deh kejadian ini, mungkin akan selalu teringat dan nggak terlupakan. Saat pulang sekolah Putra sudah sampai terlebih dulu menjemput Isna, dan kami menunggu Rama, sampai akhirnya Rama datang menjemputku. Kami pulang bareng lagi dan kali ini kami pulang melewati jalan yang sama. Rasanya hari ini nggak mau cepat-cepat berlalu, kapan lagi coba bisa kayak gini. Ada yang lucu sih dari hubungan aku dan Rama, lalu Isna dan Putra. Jika salah satu dari kami ada yang bertengkar pasti yang satunya juga bertengkar. Dan kalau lagi seneng dan bahagia-bahagianya, pasti yang satu juga lagi bahagia. Kalau lagi berantem sama pacar,malah aku dan Isna yang cuek-cuekan, diem-dieman,. Tapi kalau lagi baikan dan nggak ada masalah sama pacar, kita pasti ngobrol terus, becanda terus. Kalau di fikir-fikir emang lucu sih, sedih bareng seneng bareng.
Keanehan mulai aku rasakan saat bulan puasa, aku merasa sikap Rama berubah, aku merasa dia uda nggak perhatian lagi sama aku. Tapi, aku coba untuk hilangkan perasaan ini. Sebenarnya memang bulan puasa ini menyenangkan, aku dan Rama tak jarang sholat terawih bareng dan sholat shubuh di mushola bareng.

Suatu malam selepas sholat tarawih, Rama mendatangi aku di rumah, kebetulan saat itu kedua orang tuaku masih dimushola. Aku kurang mengerti tujuan dia rumahku itu apa, lalu Rama berkata padaku “ aku sungguh menyayangimu ‘’. Aku tersenyum mendengar ucapannya itu, belum sempat aku balas ucapannya itu, tiba-tiba ia memegang tanganku dan memasangkan sebuah cincin di jari manisku.
“ aku sungguh sayang kamu, jangan tinggalkan aku, dan ku mohon jaga cincin ini baik-baik “ ucap Rama dengan tatapan mata yang sendu
‘’ aku juga sayang kamu, kan ku jaga cincin ini seperti ku menjaga cinta ini “
Ia memeluk tubuhku, sungguh ku rasa begitu nyaman dan ku merasa bahwa ia benar-benar menyayangi aku. Selepas itu, ia segera pulang. Ku pandangi cincin itu, dan aku berfikir, apakah tak kan ada nantinya yang memisahkan aku dan dia?? Yah, semoga saja. Aku hanya menginginkan yang terbaik buat hubunganku dengan Rama ini.

Beberapa hari setelah itu dan pada saat makan sahur, tak ku sangka kalung yag diberikan oleh Rama putus, dan ku merasa perasaan ku tak menentu, ada kekhawatiran, ada ketakutan, ku bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi?? Lalu, ku coba mengatakan kepada Rama bahwa kalung pemberiannya itu putus.
‘’ kenapa, kalung itu bisa putus?’’ tanya Rama
‘’ aku tak tau, tiba-tiba putus begitu saja”
‘’ kamu sih nggak jaga baik-baik “
‘’ aku sudah jaga baik-baik kok ‘’
‘’ ya sudahlah, besok-besok aku belikan lagi “
Untung saja Rama tak marah padaku, tapi jika diingat-ingat barang-barangku dari Rama tak pernah ada yang tetap utuh atau bagus sampai sekarang ini. Mulai dari boneka yang ia berikan saat rekreasi waktu SMP dulu uda ada bagian yang sobek, gelang juga putus, lalu bingkai fotonya pecah , dan kalungpun putus. Aneh memang dan sempat terfikir dibenakku, apakah ini pertanda bahwa hubunganku dengan dia tak kan bertahan lama dan kami ditakdirkan tidak untuk bersama. Tapi, selalu ku coba singkirkan jauh-jauh fikiran buruk itu.

Malam itu, semakin ku rasakan ada yang aneh dari dia, lalu ku beranikan diri untuk menegurnya,
‘’ aku merasakan ada yang aneh dengan kamu akhir-akhir ini “
‘’ aneh bagaimana?”
‘’aku merasa perhatianmu berkurang, tak seperti dulu “
‘’ perhatianku terhadapmu tak pernah berkurang, mungkin hanya perasaanmu saja “
‘’ ini bukan sekedar perasaan semata, kamu benar-benar berubah, tak seperti dulu “
‘’ mungkin karenaku terlalu banyak tugas “
Dan akhirnya semua perkataanku itu menimbulkan pertengkaran di antara kami, aku marah padanya, dan mungkin ia juga marah padaku.
Keesokan harinya, aku tak memberi kabar padanya dan aku sangat berharap ia mengirimi aku pesan atau menelfonku seperti biasa. Tapi, dari pagi hingga malam tak satupun pesan ku terima darinya, semakin jengkel ku rasa, dan kemarahanku semakin besar padanya.

Hari berikutnya, tetap ku coba tuk tak menghubungi dia, aku ingin tau apakah dia akan menghubungi aku. Tapi, hingga siang hari, tak juga ia menghubungi aku, aku rasanya sudah tak tahan menahan emosiku. Lalu ku kirimi dia pesan
‘’ kok dari kemarin nggak ada kabar, lupa ya kalau punya pacar, atau uda nganggep kalau uda nggak punya pacar ?’’
‘’ ngomong apa’an sih, siapa yang lupa kalau uda punya pucar dan siapa juga yang uda nganggep kalau nggak punya pacar “
‘’ lha trus apa dong namanya, kalau dari kemarin seharian nggak hubungin aku dan sekarang ini aku kalau nggak ngirim pesan, pasti kamu juga nggak akan ngirimi aku pesan kan??”
‘’ aku Cuma sakit hati aja, karena kamu menganggap kalau aku uda nggak perhatian sama kamu “
‘’emang kenyataannya kayak gitu kok “

Dan pertengkaran kami malam itu pun berlanjut, dan karena aku sudah jengkel aku tak membalas pesan darinya. Lalu, entah kenapa rasanya saat itu aku ingin sekali membuka jejaring sosial (fb). Saat itu ku terima pesan, dan anehnya yang ngirim aku pesan adalah Rama, tpi, yang lebih anehnya di pesan itu ia bertanya
‘’ ini pacarnya Rama?”
‘’iya”
‘’ma’af, aku bukan Rama, kamu masih pacaran sama dia?’’
‘’iya, aku masih pacaran sama dia, ini siapa?’’
‘’beneran kamu masih pacaran sama dia?
‘’ beneran lah, kamu siapa sih sebenarnya kok pake fbnya Rama?’’
‘’tapi dia bilang ke aku kalau kalian uda putus !!’’
‘’uda, uda, hubungin aku di nomer ini ************ ‘’

Lalu aku kasih nomer hp aku ke dia, dan kemudian ada pesan dari anak itu.
‘’kak, beneran ya kamu masih pacaran sama Rama?’’
‘’beneran lah, walaupun sekarang aku lagi berantem sama dia, kami nggak putus kok dan nggak ada kata-kata putus tuh !!”
‘’ tapi, dia bilang ke aku kalau kalian uda putus !!’’
‘’ kapan dia bilang kayak gitu, dan kamu itu siapa?’’
‘’beberapa hari yang lalu, aku adik kelasnya kak!!’’
‘’nama kamu siapa, dan kenapa sebenarnya kamu nanya kayak gitu sama aku?’’
‘’ aku Febri, aku Cuma mau pastiin aja yang sebenarnya itu bagaimana “
‘’ sumpah ya, aku nggak ngerti maksud kamu itu apa’’
‘’ Rama uda bilang cinta ke aku, dan dia nembak aku kak!!’’

Membaca pesan itu rasanya aku ingin marah, nangis, perasaan ku nggak karu-karuan, tapi aku masih mencoba untuk tetap tenang.
‘’apa,? nggak mungkin “
‘’ beneran kak, ma’afin aku kalau memang aku merusak hubunganmu dengan Rama “
‘’ kalian uda pacaran?’’
‘’ aku bingung, dia tetap mau jadi pacar aku, aku uda coba nolak dan dia tetap ngotot mau jadi pacar aku kak !!
‘’ aku tanya, kalian uda pacaran apa belum? Nggak usah muter-muter kalau jawab !!’’
‘’ uda kak, tapi baru beberapa hari saja kok, kalau gitu aku akan mutusin dia kak !!’’

Beberapa saat kemudian
‘’ dia nggak mau putus dari aku kak “
‘’oh, gitu ya..!!’’
‘’ ma’afkan aku kak, aku nggak punya maksud ngrusak hubungan kalian !!’’
Dan febri mengirimkan sebuah pesan dari Rama ke aku yang isinya disitu Rama nggak mau putus dari Febri.

Lalu, aku mengirim pesan ke Rama, aku coba tetap tenangkan diri aku.
‘’oh ya,aku lupa nanya sama kamu. Kita putus kan?’’
‘’ terserah “
‘’ oke, kita resmi putus, akhirnya aku bisa bebas juga “
‘’ ini kan yang kamu mau, putus dari aku dan kamu bisa dengan cowo’ lain?’’
‘’kalau iya, emang kenapa, masalah buat kamu? Kamu aja bisa dengan cewe’ lain sebelum kita putus, masa’ aku nggak bisa dengan cowo’ lain, padahal kita uda resmi putus !!
‘’ terserah apa kata kamu aja “
‘’iya, satu pesenku buat kamu, urusin tuh selingkuhan kamu “
Dalam pesan itu, aku berlaga tenang dan santai menghadapi masalah ini, tapi sebenarnya hatiku ini hancur banget dengan semua kejadian ini, sakit banget rasanya, pengen nangis, pengen teriiak, pengen marah, tapi rasanya aku nggak tau bagaimana ngungkapin semua perasaan yang ada di hatiku ini. Tanggal 13 agustus 2012, aku dan Rama resmi putus dan hubungan sudah benar-benar berakhir, gara-gara perselingkuhannya dengan Febri, 7 bulan kurang 4 hari hubungan ini berjalan dengan sia-sia, sad ending.

Lalu, aku megirim pesan lagi kepada Febri.
‘’ aku uda putus sama Rama “
‘’ kok putus, ma’afin aku gara-gara aku kalian putus,”
‘’uda lah, nggak apa-apa “
‘’ kalian nggak usah putus ya, biar aku saja yang putus sama Rama, kalian uda saling mengenal lebih dulu,”
‘’ aku uda terlanjur putus sama Rama, dan mungkin emang uda takdirnya aku putus sama dia !!’’
‘’ ma’afkan aku ya !!’’
‘’ya, moga kalian langgeng!!”
‘’ amin kak, makasih do’anya, dan sekali lagi ma’afin aku “
Sumpah, aku nggak nyangka banget tuh anak bakalan bilang “amin” saat aku bilang “ semoga kalian langgeng”, muna banget tuh anak, awalnya bilang mau putus sama Rama, tpi akhirnya malah bilang amin. Rasanya pengen aku mencaci maki mereka semua, pengen aku pukulin sampe babak belur.
Sempat aku mengajak Febri bertemu dan ngomongin masalah ini baik-baik, tapi ia menghindar dan menolak, aku kurang tau alasan dia yang sebenarnya menghindar dari aku itu apa, dia Cuma bilang kalau dia lagi sibuk, tapi menurutku ia takut bertemu denganku, mungkin ia takut aku bakalan marahin dia, padahal ngga ada maksud ku buat marah atau maki-maki tuh anak, aku kan Cuma pengen tau lebih jelas dan ngomong secara tatap muka langsung kan lebih enak dari pada Cuma lewat handphone.

Keesokan harinya aku mengirim pesan ke Febri.
‘’ tolong jaga Rama, seperti aku menjaganya. Tolong sayangi dan cintai dia, seperti aku menyayangi dan mencintai dia, aku titip dia ke kamu, aku percayakan dia untuk kamu. Jangan buat dia terluka. Semoga kalian bahagia selalu “

Penuh dengan linangan air mata saat ku tulis dan ku kirim pesan tersebut, ada perasaan tak rela untuk melepas begitu saja semua yang telah terjadi selama ini. Tapi apalah daya, ini semua sebuah kenyataan yang harus aku hadapi, air mata ini semakin deras mengalir saat ku kumpulkan semua barang pemberianmnya. Firasatku ternyata benar, bahwa hubungan ini kan berakhir, dengan semua pertanda yang ada selama ini.
“ Ya Allah, sakit banget yang aku rasakan sekarang ini, sakit hati ini kembali lagi berpijak dalam diriku, dia yang telah ku percaya, dia yang telah beriku senyum, dia yang telah beriku mimpi, dia yang temani tawaku, dia yang hilangkan dukaku. Tapi, kini ia telah pergi tinggalkan aku untuk cinta yang baru, cinta yang baru saja ia kenal. Kenapa harus terjadi lagi, apa salahku, apa kurangku hingga dia sakiti aku seperti ini. Ya Allah, tak sanggup rasanya aku mengingat semua kenangan antara aku dan dia, itu terlalu menyakitkan. Ya Allah, jauhkan aku dari rasa benci, jauhkan aku dari dendam, berikan hambamu ini keikhlasan dan ketabahan dalam menerima serta menghadapi semua ini. Ku serahkan semua ini padamu ya allah, ku tahu ini semua rencanamu, ku tahu ini semua kehendakmu, engkau yang telah menyatukan kami, dan engkau pula yang pisahkan kami ya allah”
Sebait curahan hatiku itu ku panjatkan kepada Allah dengan semua sakit yang ku rasakan, dengan semua air mata yang mengalir. Tapi aku coba tersenyum, aku masih mencoba untuk tegar, karena ku percaya dan aku pasti bisa hadapi semua ini.

Beberapa saat kemudian, ku dengar handphone ku berdering, dan ku lihat ada satu pesan. Saat ku buka ternyata itu pesan dari Rama.
‘’ andaikan aku bisa memutar waktu kembali, pasti akan ku lakukan. Tapi itu sungguh mustahil, tak mungkin aku bisa memutar kembali waktu meski hanya satu detik saja. Karena kesalahanku itu, kau pergi tinggalkan aku. Kini kita tlah berjalan sendiri-sendiri, semoga kita bisa menjalani semua ini dengan baik.”
Sedikit senyum yang hanya bisa kuberikan setelah membaca pesan itu, aku mencoba tabah dan tetap tegar, aku tersenyum untuk menahan sakit yang ku rasakan.

Hari-hari ku kini memang sepi setelah ia tak ada lagi dalam kehidupanku ini, aku coba move on, move on dan move on. Ku coba cari kesenanganku tanpa dia, ku coba cari tawaku saat tak ada dia. Kini entah apa yang akan terjadi selanjutnya dengan perjalanan cinta ini, apakah suatu saat aku bisa benar-benar mema’afkan dia dan menghilangkan sakit ini karena dia. Dan mungkin kelak ku bisa temukan yang lebih dari dia, tak aku mengerti, karena semua itu menjadi rahasia Tuhan dan ku coba siap menerima semua yang telah di gariskan oehnya, karena jodoh, rezeki dan matiku hanya Allah yang tahu.

Karya : Rahayu Nur Rahmawati


 
© 2013-2014 Difandi - BLOG